TENANG : Tetap Produktif Bersama Sahabat Internet di Tengah Pandemi



"Aduh, buntu lagi!"

Pernah gak kamu berada dalam sebuah jalan dan di depan jalan kamu itu buntu, diportal, gak bisa dilalui, terus mesti putar balik mencari jalan lain?

Kamu kesal, jengkel, ngomel-ngomel sendiri, duh, menyebalkan.


Pasti Ada Jalan

Tapi, ada orang-orang yang hebat, yang sabar dengan situasi seperti itu.

Ketika hidup kita merasa di ujung tanduk, hidup ini terasa buntu, sulit. Ada orang-orang yang tidak pasrah begitu saja.

Ada orang-orang yang yakin atas rezeki yang sudah Allah tentukan, ada orang-orang yang tidak khawatir, tidak takut, yang ia perlu lakukan ialah percaya dan berusaha, kemudian berdoa.

Meski saat ini kita berada di tengah pandemi, wabah Covid-19 yang masih belum bisa dikendalikan, kita harus yakin PASTI ADA JALAN.

Saya adalah seorang pengendara sepeda motor. Semenjak SMA tanpa latihan, main nge-gas aja gitu bawa motor ceper turunan Abang saya. Mereknya SANEX, sepertinya sekarang sudah enggak ada ya motor merek tersebut.

Senang aja gitu kalau naik motor, saat siang panas-panasan enggak kehujanan dan saat hujan-hujanan enggak kepanasan. Heeee...

Pas SMA sih naik motor hanya sekitar perumahan aja sama ke sekolah, lalu berlanjut ke dunia kuliah. Motornya enggak ceper, saat kuliah pakai motor laki dong yang pakai kopling. Motor koplingnya masih punya turunan si Abang juga.

Kalau soal motor, Abang saya memang jagoannya. Hehehe...

Kalau naik motor gitu enak nyalip-nyalip, cepat sampainya. Tapi tetap aja, kalau kena macet, ya udah tunggui saja. Paling kalau nekat, cari jalan lain, jalan tikus.

Masuk-masuk ke gang perumahan.

"Aduh, buntu lagi!"

Pernah gak kamu berada dalam sebuah jalan dan di depan jalan kamu itu buntu, diportal, gak bisa dilalui, terus mesti putar balik mencari jalan lain?

Kamu kesal, jengkel, ngomel-ngomel sendiri, duh, menyebalkan.

Saya atau sebagian dari pengendara motor, mungkin, lebih baik memilih untuk mencari jalan lain meski agak berputar jauh tapi lancar, tapi pasti sampai, daripada hanya diam mengantri giliran jalan, lama, macet, kena asap kendaraan yang di depan, panas, aus pula!

Berhenti dulu deh. Beli minum, sekalian biar enggak mengantuk. Terus lanjut gas lagi, jalan lagi.

Hidup itu sebagaimana pengendara motor, kalau macet di jalan, cari jalan lain!


Data PHK


Sebagaimana yang dilansir pada situs CNN, LIMA JUTA TENAGA KERJA INDONESIA merupakan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat kondisi wabah Covid-19. Data tersebut dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ironis.

Bayangkan apabila lima juta pekerja tersebut adalah seorang kepala keluarga, berarti ada lima juta keluarga yang kehilangan sumber pemasukan.

Saya bukannya senang karena lima juta pekerja tersebut tidak mesti macet-macetan naik motor saat berangkat kerja, tapi turut sedih atas apa yang terjadi pada negeri kita.

Berarti akan banyak keluarga yang kesulitan di sisi ekonomi, akan banyak sosok Ayah yang bila diminta membelikan kuota internet untuk anaknya sekolah online tapi tidak bisa membelikannya.

Efek tersebut meresahkan sekali, yah.

Memang semenjak pandemi melanda negeri ini saya merasakan sangat jelas. Sebagai guru tiap satu pekan sekali saya mesti ke sekolah untuk piket. Perjalanan dari Bekasi ke Jakarta terasa sangat lancar, tidak macet, tidak perlu mencari jalan tikus. Mungkin banyak pekerja yang tidak berangkat kerja, entah WFH atau PHK.

Alhamdulillah, dengan segera, pemerintah memberikan bantuan kepada warganya, baik itu bantuan sosial berupa bahan pangan maupun kuota internet bagi para pembelajar.

Tapi, selanjutnya, untuk 5 juta korban PHK ini apa yang bisa mereka perbuat?

Menunggu kondisi normal dan pandemi pergi begitu?


Solusi Tetap Produktif

Sebagaimana saya bilang sebelumnya,

"Saya atau sebagian dari pengendara motor, mungkin, lebih baik memilih untuk mencari jalan lain meski agak berputar jauh tapi lancar, tapi pasti sampai, daripada hanya diam mengantri giliran jalan, lama, macet, kena asap kendaraan yang di depan, panas, aus pula!"

Kita tidak bisa menunggu dan terus menunggu. Saya yang berprofesi sebagai guru juga gemas dengan kondisi pandemi gini. Semenjak Maret 2020 sampai tulisan ini dibuat Desember 2020. Sudah 10 bulan. Sudah melebihi waktu seorang anak yang dikandung ibunya hingga lahir ke dunia.

Sungguh, saya juga jenuh melakukan pembelajaran jarak jauh. Tidak bisa ketemu murid secara langsung, semua lewat layar HP saja.

Mungkin, sedikit saya ingin berbagi kisah untuk tetap bisa produktif di saat pandemi begini. Barangkali bisa menambah ide bagi para pembaca baik itu murid saya atau khalayak.

Kita sudah pasti mengetahui dan ini menjadi salah satu materi pembelajaran di Sekolah Dasar tentang usaha ekonomi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ada 3 peran dalam kegiatan ekonomi, yaitu : produsen, distributor, dan konsumen. Begitu juga ada 2 jenis hasil usaha ekonomi, barang dan jasa.

Hal mendasar ini bisa menjadi patokan kita untuk melangkah selanjutnya.

Sebagai orang yang enggak suka menunggu dikala macet, jadi saya harus cari jalan lain, harus cari kesempatan peluang agar bisa tetap produktif.

Apa yang saya lakukan?

1. Menemukan Ide

Menemukan ide. Saya merencanakan apa yang akan saya lakukan dengan melihat kemampuan diri sendiri. Ya dong, dulu pernah jualan kaos distro, cemilan cokelat, hanya sebentaran saja, lalu udahan. Musiman.

Lalu...

Saya suka mengajar, kenapa enggak ngajar bimbel online seperti gabung di Ruang Guru. Sepertinya sulit.

Nah, ide ini bagus. Mudah-mudahan cocok dengan bidang saya.

Maka dari itu, saya mulai pelajari berbagai teknik pembelajaran online. Aplikasi apa yang dibutuhkan, bagaimana mengoperasikan, dan lain sebagainya.

Jadi bisa buka bimbel, mmmh, saya lebih suka menyebutnya, Program Belajar Online sendiri.

Alhamdulillah, sudah 2 program saya selenggarakan.

Kamu juga bisa menemukan ide kamu, apa yang kamu bisa, apa yang kamu suka, dan apa yang dapat dijual serta dimanfaatkan orang lain.

2. Manfaatkan yang Ada

Kondisi pandemi yang serba sulit membuat kita jadi melek, apa saja bisa dimanfaatkan. Berhubung HP saya yang lama waktu itu tidak kuat buat menyelenggarakan Zoom Meet, pinjam deh HP istri, terus karena memang belum punya studio belajar sendiri, pakai deh halaman rumah yang enggak perlu lighting tambahan saat pagi sampai sore hari.

Tidak perlu baru, yang ada saja, yang masih bisa berfungsi. Manfaatkan yang ada di rumah. Pinjam sama orang lain tapi jangan dirusak, boleh.

Dari program belajar yang saya buat, atas izin Allah, program tersebut berjalan dengan lancar dan baik.

Hasilnya, saya bisa mengganti HP lama yang RAMnya 1,5 giga yang dulu dibeli dengan 3x gaji bulanan menjadi guru horor eh honor kini menjadi HP yang bisa saya gunakan dalam membuat video belajar di channel youtube saya, serta beberapa perangkat tambahan pendukung syuting.

3. Terus Mengupgrade Diri

Jangan pernah berhenti, atau menunggu macet yang tidak berkesudahan. Terapkan prinsip, SAYA MAU LEBIH! Bukan, bukan berarti menjadi orang yang tidak puas. Tapi, tetaplah jadi produktif dan bermanfaat buat orang lain.

Setelah punya program belajar, saya dan keluarga yang hobinya makan kebab dan dimsum jadi kepikiran menambah usaha untuk jualan.

Belum lama, saya bersama istri jualan. Saya jual kebab dan istri jualan dimsum, itu semua dibuat frozen alias beku. Karena pandemi gini kan kalau soal makanan suka hati-hati gitu, biar konsumen makan dalam keadaan hangat dan yang paling penting makan di rumah aja.

Seminggu jualan, membludak pesanan, kami keteteran. Ternyata lelah juga jualan gini ya.

Meski lumayan dan sangat menguntungkan, tapi kami putuskan untuk mengurangi intensitas pesanan.

Ingatlah, setiap jualan ada pembelinya.


Teknik Berjualan



Selama pandemi banyak waktu bisa saya manfaatkan dalam belajar untuk mengembangkan ilmu pendidikan dan saya juga sedikit banyak tahu tentang teknik berjualan.

Sebenarnya alasan terkuat kenapa saya harus berjualan baik barang dan jasa ialah mengaplikasikan pelajaran yang saya ajarkan ke murid-murid saya dalam upaya pemenuhan kegiatan ekonomi.

Sungguh, seseorang dikatakan berilmu ketika ia telah mengamalkannya.

Cara atau teknik saya berjualan dengan produk yang telah saya rancang  yaitu ada 2, Direct Selling  dan Branding.

1. Direct Selling

Dalam bahasa Indonesia berarti Berjualan Langsung. Metode ini memungkinkan konsumen dapat memanfaatkan barang atau jasa dari produsen, tanpa melewati distributor. Sehingga konsumen mendapat manfaat dengan harga yang bisa jauh di bawah harga pasaran.

Saya memanfaatkan kontak pertemanan di whatsapp, facebook, dan instagram. Booom!! Hasil yang paling optimal ialah dari kontak whatsapp. Kenapa?

Produk barang atau jasa yang belum sampai ke tahap brand TOP gitu agak kurang trusted, kecuali kalau yang penyedianya kita sudah kenal. Kita bisa lebih percaya dan ikut membeli agar mendapatkan manfaatnya.

2. Branding

Pernah gitu saya membeli ice coffe di cafe seharga RP 15.000,00 dan itu mirip banget rasanya seperti rasa kopi kemasan seharga Rp 2.000,00 yang saya dinginkan di kulkas.

Saya juga pernah membeli ayam goreng renyah berlapis tepung di mall harganya TIGA KALI LIPAT melebihi produk serupa yang dijual di pinggir jalan, sama-sama enak.

Meski kedua hal di atas sudah pelan-pelan saya tinggalkan.

Dari kedua hal tersebut bisa kita lihat. Produk serupa tapi harga jauh berbeda. Tidak lain tidak bukan adalah karena BRAND.

Branding itu kunci sukses sebuah bisnis, produk baik jasa maupun barang. Membangun merek dengan citra yang bagus dan baik akan menaikan harga jual di mata pemirsa.

Seperti yang saya lakukan, cara saya berjualan ialah dengan Branding. Membuat channel Youtube serta situs/ website saya ini ialah salah satu caranya.

Jadi, mau apa pun yang kelak kamu jual baik itu jasa maupun barang perlu yang namanya branding. Intinya orang percaya sama kamu dan mendapat manfaat dari yang kamu jual.

Kalau belum tahu mau jualan apa, branding aja diri kamu sendiri dengan website pribadi kamu. Setelah itu jika kamu ingin memasarkan produk apa saja banyak yang berminat dan mau beli.


Bikin Website, Yuk!

Tidak sulit kok memahami dunia per-website-an. Kita mulai ya.

Kalau kamu mau mudah dan gratisan, sebelum punya website yang terlihat profesional, kamu bisa memulai dari Blogger. Seperti saya.

Kamu bisa membaca cara membuat blog di sini.

Nah, kalau sudah mulai jago pakai blogger. Beli domain aja dulu. Biar tulisan blogspot pada alamat url kamu berubah. Kalau blogger tidak perlu beli hosting.

Kamu bisa ubah menjadi dot (.) com. Kalau saya belinya dot(.)web.id. Biar lebih murah tapi enak didengar. Kalau ga salah saya beli seharga Rp 50.000,00 aja. 

Selanjutnya kamu bisa mengatur tampilan Theme blog dengan template kesukaan, tapi saya lebih suka yang premium gini sebagaimana tampilan blog saya, harganya sekitar 200ribuan. Jadi enggak repot gitu. Tapi kalau mau yang gratis, ya gak apa-apa.

Cukup murah kan dan kamu bisa memiliki website pribadi. Bagus.


Sahabat Hosting

Selain itu, kamu bisa membuat website seperti di Wordpress atau di Sahabat HostingBerbeda dengan Blogger ya yang tidak perlu beli hosting, kalau mau lebih yahut alias makin-makin pro website kamu, bisa beralih kepada hosting sendiri sebagai rumah website kamu.

Kamu bisa mendapatkan Hosting Murah dengan jaminan uang kembali jika tidak puas selama 30 hari, lho.

Sangat menarik.

Kelola website jadi mudah dan intuitif

Ekspresikan pikiran dan jiwa kreatif kamu dengan segala kemudahan.

Bantuan 24/7/365

Bingung dan terkendala, bisa kapan aja membantu kamu mengelola website.

Kontrol Panel yang Mudah

Dengan kontrol panel yang kekinian sehingga sangat mudah digunakan bagi pemula sekali pun.


Terima Kasih

Itulah yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan.

Ayo silahkan berkomentar, apakah kamu tertarik memiliki website pribadi? Atau sudah punya ya? Ayo berbagi.

TENANG : Tetap Produktif Bersama Sahabat Internet di Tengah Pandemi.


Salam,


Guru Galih

6 komentar untuk "TENANG : Tetap Produktif Bersama Sahabat Internet di Tengah Pandemi"

Comment Author Avatar
Good jobs pak galih terus Maju tetap semangat .selama madih ada kemajuan pasti ada jalan keluar ya . πŸ‘Selama Matahari terbit dari timur maka masih ada jalan yg terbuka lebar.. Semangat πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ’

Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat. :)

"Cerdas, Ramah, Berakhlak Mulia"
- Guru Galih -